CP & ATP

Fase A (Usia mental ≤ 7 tahun)

Progsus Dengan Hambatan Pendengaran Tunarungu

Capaian Umum

Pada akhir fase A, peserta didik mendeteksi bunyi benda, bunyi alam sekitar, bunyi latar belakang, bunyi bahasa berupa fonem, nama panggilan, suara unsur suprasegmental (panjang pendek, tinggi rendah, keras lemah, cepat lambat) dan jumlah suku kata, konsonan dan kata benda, pernyataan betul, pernyataan ya dan pernyataan sudah. Peserta didik mendiskriminasi berbagai macam bunyi termasuk bunyi bahasa seperti huruf vokal, konsonan, dan huruf /p/, /b/ dan /m/. Peserta didik mengidentifikasi bunyi sebagai sinyal yang pernah di diskriminasi. Peserta didik memanfaatkan bunyi yang telah diperoleh untuk komunikasi dengan menggunakan ABD atau tidak. Peserta didik mendeteksi irama dasar seperti ketukan, irama, birama lagu 2/4 dan ¾, serta irama bahasa. Peserta didik mendiskriminasi irama dasar dan irama bahasa melalui kegiatan membedakan berbagai macam irama dasar dan irama bahasa seperti irama kalimat tanya dan kalimat perintah. Peserta didik mengidentifikasi berbagai irama dasar maupun irama bahasa sesuai makna yang sebenarnya. Peserta didik memanfaatkan irama dasar dan irama bahasa untuk berkomunikasi menggunakan Alat Bantu Dengar (ABD) atau Tanpa ABD sebatas sisa pendengaran. Peserta didik melatih kemampuan keterarahan wajah berupa latihan kemampuan kontak mata dan kontak wajah secara langsung atau menggunakan media cermin. Peserta didik melakukan keterarahsuaraan dalam latihan pengucapan kata atau bersuara. Peserta didik melakukan pelemasan organ wicara pada bagian bibir melalui berbagai kegiatan seperti menggerakan bibir ke samping dan ke depan bergantian; membuka dan menutup bibir dengan gigi merapat dan rahang tertutup; memasukkan bibir dengan mulut terbuka, lalu dengan mulut tertutup; serta menguncupkan bibir dan menggerakkan ujungnya. Peserta didik melakukan pelemasan organ wicara pada bagian lidah melalui berbagai kegiatan seperti senam lidah dengan menjulurkan lidah keluar lurus, kiri, kanan, masukkan ke dalam, lidah tekan ke pipi kiri, kanan dan rahang atas dan bawah dan kegiatan lain yang dapat melemaskan organ bicara bibir. Peserta didik melakukan latihan pernafasan melalui kegiatan meniup peluit dengan perbedaan durasi meniupnya. Latihan pernafasan dapat dilakukan dalam keadaan berdiri, berbaring, dan duduk. Peserta didik melakukan latihan pembentukan suara seperti meraban, menyadarkan suara, merasakan getaran, melafalkan vokal bersuara, menirukan ucapan (huruf, suku kata, kata) pada huruf vokal dan fonem bilabial seperti /p/, /b/, /m/, dan /w/. Peserta didik membentuk organ bicara yang mengandung vokal /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/untuk kemudian diterapkan dalam pengucapan dalam kata baik di awal, di tengah, maupun di akhir kata. Peserta didik mulai melakukan latihan pembentukan hurufhuruf konsonan yang mengandung bilabial tak bersuara /p/; konsonan bilabial bersuara /b/, /m/, dan /w/. Peserta didik mengucapkan kalimat-kalimat mengenai materi kesiapsiagaan bencana seperti sign alami/gejala alam akan adanya bencana dan cara-cara menjaga diri; materi tentang kesehatan reproduksi seperti konsep laki-laki dan perempuan; materi tentang kesukaan peserta didik dan informasi-informasi aktual lainnya sesuai dengan tekanan dan irama yang baik dan benar untuk berkomunikasi secara lisan (oral) dalam pembentukan jenis atau ragam kalimat tanya apa dan siapa serta kalimat perintah dengan pola penggunaan subjek predikat (SP).

Capaian per Elemen

Persepsi bunyi

peserta didik mampu mendeteksi bunyi benda, bunyi alam sekitar, bunyi latar belakang, bunyi bahasa berupa fonem, nama panggilan, suara unsur suprasegmental (panjang pendek, tinggi rendah, keras lemah, cepat lambat) dan jumlah suku kata, konsonan dan kata benda, pernyataan betul, pernyataan ya dan pernyataan sudah. Bunyi yang sudah dideteksi kemudian dilanjutkan pada tahap diskriminasi. Peserta didik mendiskriminasi berbagai macam bunyi termasuk bunyi bahasa seperti huruf vokal, konsonan, dan huruf /p/, /b/ dan /m/. Peserta didik mengidentifikasi bunyi sebagai sinyal yang pernah di diskriminasi. Peserta didik memanfaatkan bunyi yang telah diperoleh untuk komunikasi dengan menggunakan ABD atau tidak.

Persepsi Irama

Peserta didik mendeteksi irama dasar seperti ketukan, irama, birama lagu 2/4 dan ¾, serta irama bahasa. Peserta didik mendiskriminasi irama dasar dan irama bahasa melalui kegiatan membedakan berbagai macam irama dasar dan irama bahasa seperti irama kalimat tanya dan kalimat perintah. Peserta didik mengidentifikasi berbagai irama dasar maupun irama bahasa sesuai makna yang sebenarnya. Peserta didik memanfaatkan irama dasar dan irama bahasa untuk berkomunikasi menggunakan Alat Bantu dengar (ABD) atau Tanpa ABD sebatas sisa pendengaran.

Latihan Pra-Wicara

Peserta didik melatih kemampuan keterarahan wajah berupa latihan kemampuan kontak mata dan kontak wajah secara langsung atau menggunakan media cermin. Kemampuan kontak mata dan kontak wajah serta merta digunakan untuk melakukan keterarahsuaraan dalam latihan pengucapan kata atau bersuara. Peserta didik melakukan pelemasan organ wicara pada bagian bibir melalui berbagai kegiatan seperti menggerakan bibir ke samping dan ke depan bergantian; membuka dan menutup bibir dengan gigi merapat dan rahang tertutup; memasukkan bibir dengan mulut terbuka, lalu dengan mulut tertutup; serta menguncupkan bibir dan menggerakkan ujungnya. Peserta didik melakukan pelemasan organ wicara pada bagian lidah melalui berbagai kegiatan seperti senam lidah dengan menjulurkan lidah keluar lurus, kiri, kanan, masukkan ke dalam, lidah tekan ke pipi kiri, kanan dan rahang atas dan bawah dan kegiatan lain yang dapat melemaskan organ bicara bibir. Peserta didik melakukan latihan pernafasan melalui kegiatan meniup peluit dengan perbedaan durasi meniupnya. Latihan pernafasan dapat dilakukan dalam keadaan berdiri, berbaring, dan duduk. Peserta didik melakukan latihan pembentukan suara sperti meraban, menyadarkan suara, merasakan getaran, melafalkan vokal bersuara, menirukan ucapan (huruf, suku kata, kata) pada huruf vokal dan fonem bilabial seperti /p/, /b/, /m/, dan /w/.

Latihan Pembentukan Fonem

Peserta didik membentuk organ bicara yang mengandung vokal /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/untuk kemudian diterapkan dalam pengucapan dalam kata baik di awal, di tengah, maupun di akhir kata. Peserta didik mulai melakukan latihan pembentukan huruf-huruf konsonan yang mengandung bilabial tak bersuara /p/; konsonan bilabial bersuara /b/, /m/, dan /w/.

Komunikasi

Peserta didik mengucapkan kalimat-kalimat mengenai materi kesiapsiagaan bencana seperti sign alami/gejala alam akan adanya bencana dan caracara menjaga diri; materi tentang kesehatan reproduksi seperti konsep laki-laki dan perempuan; materi tentang kesukaan peserta didik dan informasi-informasi aktual lainnya sesuai dengan tekanan dan irama yang baik dan benar untuk berkomunikasi secara lisan (oral) dalam pembentukan jenis atau ragam kalimat tanya apa dan siapa serta kalimat perintah dengan pola penggunaan subjek predikat (SP).